ANUGERAH
YANG MAHAL
1
Petrus 1:18-19
Seorang
teolog Jerman Dietrich Bonhoeffer berkata: ”Grace is
free but not cheap” yaitu anugerah Allah yang kita
terima adalah anugerah yang diberikan cuma-cuma / gratis tetapi
anugerah itu bukanlah anugerah yang murahan. Banyak orang Kristen hanya "take it
for granted", menerima anugerah-Nya saja tapi tidak
merespon sama sekali terhadap Sang Pemberi anugerah tersebut.
Anugerah
merupakan pemberian dari Allah secara cuma-cuma tetapi bukanlah
murahan. Ketika kita mengerti bagaimana ngerinya dosa dan akibat
dosa...dan ketidaklayakan kita menerima anugerah barulah kita dapat
menghargai betapa besarnya, mulia dan mahalnya anugerah keselamatan
yang Tuhan berikan kepada kita.
Sebagai
orang percaya kita tentu bersukacita untuk anugerah keselamatan yang
Tuhan berikan kepada kita. Dan sudah seharusnya kita menghargai
anugerah Tuhan, karena untuk mendapatkan anugerah Tuhan ada harga
yang harus dibayar, dan itu sangat mahal. Mengapa
anugerah keselamatan yang Tuhan berikan kepada kita begitu mahal?
Karena:
- Kita di tebus bukan dengan barang yang fana
Ketika
kita membaca Surat 1 Petrus dan 2 Petrus kita harus memahami latar
belakang surat ini di tulis. 1 dan 2 Petrus ditulis kepada
jemaat-jemaat yang ada diperantauan...yang berdiaspora (menyebar) dan
mereka sedang berada dalam penderitaan yang hebat.
Tema
utama dari surat 1 dan 2 Petrus adalah Pengharapan di tengah
penderitaan.
Dalam
konteks yang demikian surat ini ditulis...sehingga orang-orang
Kristen yang sedang dalam penderitaan dan penganiyaan hebat dapat
bertahan dalam iman mereka. Mereka makin diteguhkan bahwa mereka
sudah tebus/dibeli oleh Tuhan dan harganya sudah lunas terbayar.
‘kamu
telah ditebus’.
Secara
tidak langsung ini menunjukkan bahwa dosa memperbudak / memperhamba
orang yang melakukan-nya.
Bdk.
Yoh 8:34 - “Kata Yesus kepada mereka: ‘Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba
dosa’.” (bdk. Mazmur 51:7)
Jelas
ini menujukkan betapa ngeri dan kejamnya dosa yang mengikat dan
memperhamba setiap orang yang ada dalam belenggunya. Tidak seorangpun
dapat melepaskan diri dari kuasa dosa, maka jelaslah kata-kata Tuhan
Yesus bahwa setia orang yang berbuat dosa adalah hamba dosa.
“tebus”
menunjukkan suatu keadaan bahwa kita pernah terjual, tetapi juga
menyatakan bahwa kita sudah terlepas dari status dosa kita, serta
memasuki status yang baru, bukan milik dunia ini, melainkan milik
Kristus.
Gambarannya
adalah seorang yang membeli seorang budak dengan maksud
membebaskannya. Ini sama halnya dengan kita ketika hendak menebus
sesuatu dari rumah gadai, barangnya dibebaskan melalui pembayaran
harga tebusan.
Dalam kitab
Hosea, ketika Allah berfirman kepada Hosea untuk mengambil Gomer
sebagai isterinya (Hos. 1:2-3). Ini bukanlah suatu hal gampang/mudah bagi Hosea untuk membeli Gomer. Hal ini tentu mempertaruhkan seluruh keberadaan Hosea sebagai nabi Allah, sebagai manusia seutuhnya. Tetapi nabi Hosea taat. Ia membeli Gomer dengan harga yang mahal dan lunas. Setelah Gomer menjadi miliknya, Hosea bisa saja membunuh isterinya itu jika
ia mau. Ia dapat mempermalukannya di depan umum dalam cara apa pun
yang dapat ia pilih. Tetapi sebaliknya ia mengenakan pakaiannya
kembali pada isterinya, membawanya melewati kerumunan yang tidak
dikenal, dan menuntut kasihnya sementara menjanjikan hal yang sama
dari dirinya. Inilah cara Allah mengatakannya:
“1
Berfirmanlah TUHAN kepadaku:
"Pergilah lagi, cintailah perempuan yang suka bersundal dan
berzinah, seperti TUHAN juga mencintai
orang Israel, sekalipun mereka berpaling kepada allah-allah lain dan
menyukai kue kismis." 2
Lalu aku membeli dia bagiku
dengan bayaran lima belas syikal perak dan satu setengah homer jelai.
3 Aku berkata kepadanya: "Lama
engkau harus diam padaku dengan tidak bersundal dan dengan tidak
menjadi kepunyaan seorang laki-laki; juga aku ini tidak akan
bersetubuh dengan engkau.” (Hosea 3:1-3)
Jika
kita memahami kisah Hosea, kita memahami bahwa kita adalah gambaran tentang Gomer, kita adalah budak yang
dijual di tempat pelelangan dosa.
Kita yang diciptakan untuk persekutuan
yang akrab dengan Allah, tetapi kita telah mempermalukan diri kita
dengan ketidaksetiaan. Pertama kita telah main mata dan kemudian
berzinah dengan dunia yang berdosa dan nilai-nilainya. Bahkan dunia
telah menawar bagi jiwa kita, menawarkan seks, uang, kemasyhuran,
kuasa dan semua hal yang diperjualbelikannya.
Tetapi Tuhan Yesus,
Sang Mempelai Laki-laki dan Kekasih kita yang setia, masuk ke pasar itu untuk membeli kita kembali. Ia menawarkan darah-Nya sendiri. Tidak ada
penawaran yang lebih tinggi daripada itu. Dan kita menjadi
kepunyaan-Nya. Ia menjubahi kita kembali, bukan dengan kain kotor,
tetapi dengan jubah kebenaran-Nya yang baru. Ia berkata kepada
kita,”Kamu harus tinggal sebagai milik-Ku...., kamu tidak
boleh.....menjadi milik orang lain....; demikian juga Aku bagimu.
“cara
hidupmu yang sia-sia” yaitu perbuatan dosa yang beraneka ragam
(Rm. 1:21; Ef. 4:17). Disebut “sia-sia”, sebab tidak bermakna,
dan tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, tetapi bertindak seturut
dengan kesukaan diri sendiri.
“emas
dan perak” -- kedua logam ini sering dipakai dalam dunia ini,
namun tidak berfungsi untuk melepaskan kita dari dosa dan
penghakiman Allah. Kedua jenis logam ini tidak dapat
disandari orang Kristen untuk peroleh warisan surgawi yang kekal itu.
Selain
kita ditebus bukan dengan barang yang fana, selanjutnya.......
- Kita di tebus dengan darah yang mahal
“melainkan
dengan darah yang mahal” -- yaitu darah Kristus”
“mahal”
dalam bahasa asli Timios untuk 1:7 diterjemahkan
“kemuliaan dan kehormatan” -- atau darah yang mulia, hormat
dan mahal pula.
“Sama
seperti darah Anak Domba yang tak bernoda dan tak bercacat” --
kalimat ini menyatakan pencurahan darah serta kematian Kristus,
seperti anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat cela yang
dipakai sebagai korban penebusan dosa – melambangkan “Anak Domba
Allah” (Yoh. 1:29, bdk. Why. 5:9; 7:9).
Artinya
korban tebusan bagi manusia berdosa...haruslah mencakup kriteria
Allah yaitu tidak bercacat cela...dan ini hanya dimungkin melalui
darah Yesus Kristus yang sudah tercurah di atas kayu salib. Dialah
Anak Domba Allah penghapus dosa dunia.
Memang
dalam Perjanjian Lama domba Paskah maupun korban harus tak bercela
dan tak bercacat (Kel 12:5 Im 3:1,6 Im 22:19-25 Bil
28:3,9,11,19,31b). Kristus sesuai sebagai penggenapan Type ini karena
Ia memang suci murni tanpa dosa.
Dalam
hal ini, Petrus membandingkan darah Kristus dengan emas, dan perak.
Yang mana darah Kristus tak bercacat cela, yang sanggup pula
mengakibatkan orang Kristen tak bercacat cela dan bernoda, sedangkan
emas dan perak dalam dunia ini senantiasa merupakan kuasa penggoda
besar, yang merusak moral manusia.
Ini
menunjukkan bahwa tidak ada yang bisa menebus kita dari dosa kecuali
darah dan pengorbanan Yesus.
C.
T. Studd,” Kalau Yesus Kristus adalah Tuhan, dan Dia telah mati
bagi saya, maka tidak ada pengurbanan yang terlalu besar, yang dapat
saya persembahkan kepada-Nya”
Ia
mahasiswa cerdas dan pemain cricket (sejenis softball) andalan
kampusnya, Universitas Cambridge. Ketika D.L. Moody berkhotbah di
kampusnya, ia pun bertobat dan kembali mendedikasikan hidupnya kepada
Tuhan Yesus Kristus. Tidak lama kemudian, ia dan enam mahasiswa
lainnya bergabung dengan Hudson Taylor untuk melayani ke Cina.
Bagi
banyak orang, termasuk sanak-saudara Studd sendiri, keputusan ketujuh
mahasiswa itu merupakan gagasan yang terburu-buru dan menyia-nyiakan
kecerdasan serta kemampuan mereka.
Mereka
berlayar ke Cina tahun 1885. Sesampainya di sana, mereka mengikuti
kebiasaan badan misi itu dengan hidup dan berpakaian seperti orang
Cina. Mereka juga belajar bahasa dan mengikuti cara makan setempat.
Saat
berada di Cina itulah ia mencapai umur 25 tahun dan, sesuai dengan
wasiat ayahnya, ia berhak atas warisan yang sangat besar jumlahnya.
Setelah menekuni Firman Allah dan banyak berdoa, C.T. merasa
terdorong untuk menyerahkan seluruh kekayaannya kepada Kristus!
"Itu
bukan suatu kebodohan. Itu suatu kesaksian di hadapan Allah dan
manusia bahwa ia mempercayai Firman Allah sebagai hal yang paling
pasti di muka bumi ini. Buah seratus kali lipat yang Allah janjikan
dalam kehidupan saat ini – belum lagi dalam kehidupan yang akan
datang – merupakan kenyataan yang pasti bagi mereka yang
mempercayainya dan bertindak berdasarkan firman tersebut,” papar
Norman P. Grubb, penulis biografinya.
Sebelum
mengetahui jumlah warisannya, C.T. mengirimkan £5000 kepada Moody,
£5000 kepada George Müller dan £15,000 lagi untuk menunjang
pelayanan-pelayanan lainnya. Beberapa bulan kemudian, ia baru
mendapat kabar jumlah uang yang diwarisinya. Ia pun mempersembahkan
beberapa ribu poundsterling lagi. Sisa di kantungnya tinggal £3400.
Bagaimana
dengan saudara dan saya dalam memasuki masa-masa pra Paskah
ini...adakah kita sungguh menghargai anugerah Tuhan dalam hidup kita?
Sudakah kita menyatakan syukur kita lewat hidup kita, waktu kita,
harta kita,....dll,?
Adakah
yang terlalu besar, terlalu mahal yang dapat kita bandingkan dengan
pengorbanan Kristus, bagi kita orang-orang berdosa yang telah
ditebus, diselamatkan oleh-Nya?
Doa:
Tuhan kalau hati kami selama ini sudah menjadi dingin, mohon Tuhan
hangatkan dengan Anugerah-Mu, kalau hati kami sudah mulai membantu,
mohon Tuhan lembutkan dengan Anugerah-Mu, kalau hati kami kering,
mohon Tuhan segarkan dengan Anugerah-Mu, kalau hati kami terluka,
amarah, dendam, mohon Tuhan pulihkan dengan Anugerah-Mu, kalau hati
kami penuh dosa dan cela, mohon Tuhan murnikan, sucikan dan kuduskan
dengan darah-Mu yang suci. Sehingga kami sanggup menjalani hari-hari
ke depan yang penuh dengan tantangan, cobaan, godaan dan agar kami
dapat menyampahkan dunia, dan terus memandang salib-Mu yang mulia.
Amin